Rabu, 16 Februari 2011

Mustahar,Diary of treason (I)

Di pandanginya ketiga anak-anaknya yang masih kecil,yang paling bungsu tenri hanya merangkak di bawah meja,mengejar sebuah gasing yang berkilat-kilat bagai amukan tarian sekoloni kunang-kunang.Ta tampak sedih atau kecewa di wajahnya,ia tetap bermain,di dunianya,yang tanpa kesedihan,permasalahan,ataupun kehawatiran.Rambut ikalnya terayun-ayun kesana kemari mengikuti liukan gasing bercahaya itu.Tenri tetap saja bermain.sedang akmal anaknya yang ke dua asik bermain pancing-pancingan yang ia belikan tadi siang di penjual keliling dengan harga tiga puluh ribu.Semakin teriris hatinya melihat .pemandangan itu.seakan hatinya tak berbentuk lagi mengingat istrinya">" Tega sekali kamu meninggalkan anak-anak......." bisiknya lirih.Langit seakan-akan bakal runtuh sebentar lagi jika mengingat penghianatan yang di lakukan oleh istrinya,istri yang sangat di cintainya.Bahkan ia rela mencuci,masak setiap kali pulang bekerja sebagai Pekerja Kayu /meubeul.Tak menghiraukan lelah dan letih yang memeluk dia .Anaknya yang pertama Indah tak henti menangis ketika tanpa sengaja ia tau kalau ibunya saat ini sudah pergi lagi tuk yang kedua kalinya.meninggalkan rumah,meninggalkan keluarganya,dan meninggalkan semburat luka di hati orang-orang yang sangat mencintainya.Indah hanya berdiri di bawah pohon kersent yang tumbuh subur di hadapan rumahnya.Daun-daunnya berguguran di tiup angin menutupi tanah keras berumput di halaman kecil itu.Indah bersandar letih ,mencoba mengadu pada alam,pada angin yang ternyata hanya menertawai dia.Indah semakain mengeraskan suara tangisannya sambl memanggil-manggil ibunya.indah merasa tak ada satupun di bumi ini yang berpihak padanya." ibu......jahat...!!!"
Indah memamerkan air matanya pada selutruh penghuni bumi,agar semua merasakan perih yang ia rasakan.Ia terpekur terdiam kemudian mengingat saat-saat ibunya sering berhubungan dengan pria beristri itu via telepon,suara ibunya mendayu-dayu di permanis melebihi manisnya madu,di lemah lembutin bagai hembusan angin syurga,jijik perasaan indah saat mendengar itu. indah menbanding-bandingkan tingkah pola ibunya yang sangat berbeda kala menghadapi ayahnya,ibu akan sangat kasar,kurang ajar pada suami yang sudah menafkahi dia,dan menyayangi dia.Indah melangkah lunglai memasuki rumahnya ,rumah kecil yang orang tuanya kontrak selama setaun ini.Indah yakin alasan apa yang mebuat ibunya kabur dengan lelaki itu.salah satunya karena rumah ini.ibunya sangat ingin enjadi orang kaya,ia tidak terima dengan kondisi keuangan suaminya yang hanya bekerja sebagai tukang kayu dengan upah mingguan yang sangat jauh dari cukup untuk menutupi setiap kebutuhan dia dan anak-anaknya.
Mustahar masih memandangi anak-anaknya.....
tetap menikmati perih dari pisau yang mengiris-ngiris inci demi inci ruang di hatinya.Tiba-tiba hadir penyesalan di hatinya.tapi ia menghapus kata itu..."
tak ada penyesalan....." desisnya " ini adalah pilihanku,apapun resikonya di belakang,akan ku hadapi....."
Mustaharpun mengalihkan pandanganya dari kedua anaknya,melangkah menjauh dari mereka,menyusuri setapak demi setapak jelan kecil menuju rumah seoarang yang di halaman rumah itu terdapat papan yang bertuliskan IMAM kampung.
ia terhenti,mencoba meyakinkan dirinya dengan keputusan yang akan dia buat.
" akan ku kelaskan dia,semoga dia bahagaia....",gumamnya dengan melangkah mantap mendekati pintu berwarna hijau itu

bersambung.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar