" jadi gimana Daeng?" tanya Caya dengan nada khawatir
" kaka juga ga tau......!" Mustahar menjawab dalam nada kehampaan.Ia tak tahu apa yang harus dia lakukan,yang pasti saat ini hatinya sudah terlalu sakit,hanya dia dia seorang laki-laki,plus seorang ayah,tak etis nampaknya buat dia,terpuruk bersedih dalam kubang penderitaan.Dalam ruang rindu yang teramat dalam hatinya.Mencoba mengingkari Aib yang telah di tabur oleh istrinya,pergi meinggalkan suami dengan pria yang juga masih berstatus suami orang.Mustahar masih sangat mencintai sitri nya itu,tapi di sisi lain ,hatinya jga sangta sakit,hancur,remuk tak berbentuk.
"ini udah hari ke empat kan dia pergi.....?"" iya.....!" jawab mustahar dengan sedikit menangguk " kamu rahasian ini dari mama dan bapak kan dik'?"
tanya nya kembali
" iya.." gantian gadis berambut panjang itu yang sekarang mengangguk
" tapi.....bagaimanapun nti bapak ibu akan tahu juga akan hal ini daeng"
ucapnya putus asa,dengan iba yang teramat pada nasib kakaknya yang di tinggal pergi oleh istrinya.
TOKKK......TOK........
dentuman yang kurang wajar terdengar di pintu depan rumah kecil itu,hingga membuat cayya terlonjak dari kursi plastik berwarna hijau yang nangkring di ruang tamu.
sekejab Mustahar sudah berdiri depan pintu,mengintip sebentar dari balik kain jendela coklat yang berbahan kasar,
" ooo Ikbal....." sapanya sambil membuka pintu
Matahari masih benderang memaerkan cahayanya siang ini
" ada apa?"
"mama indah menelpon barusan,kataya dia ingin berbicara dengan kamu!" katanya terburu-buru seperti orang yang baru saja ketemu hantu di siang bolong di bawah pohon beringin yang berakar gribo
tanpa menagmbil ancang-ancang langsung saja ia meluncurkan kakinya,melewati jalan berbatu dengan kebar semeter yang hanya muat untuk di lewati olh becak,bahkan bentorpun mungkin sedikit susah untuk melewati jalan ini....Setelah 3 belokan,melewati sudut jalan dengan seeokr anjing yang bertengger di dalam rumah itu,anjing yang snagat sensitif ,yang hanya dengan mendengar sedikit suara akan mengeluarkan auman bagai warewolf yang di gelitik oleh lelehan lilin.
"Assalamualaikum....!" salamnya sesaat setelah memasuki rumah berlantai dua itu
seorang pria tiba-tiba saja memberikan telepon genggam padanya,dan ia pun langsung duduk di sofa di ruang tengah rumah itu
"oia.....jadi mau kamu apa??"
tanyanya dengan nada marah bercampur sedih
" aku bilang aku mau cerai.aku sudah tidak mau lagi dengan kamu...!"
jawabnya ketus dan tanpa rasa sedih
" tapi......!"
"
Tapi apa?"
sambungnya dengan nada jengkel " apa kurang jelas,aku sudah tdak cinta ma kamu!"
duarrrr....................kata-kata itu sekakan-akan mampu menghancurkan rumah itu.
" oia,sebentar aku dan akan menikah dengan peria itu..!"
duarrrrrrr................
kalah telak..
pertahannnya nyaris hancurr
" anak-anak gimana?"
" gampang,...!" kata suara dari seberang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar