Rabu, 02 Februari 2011

Alam kerinduanku

Di ambang pagi,dingin membasuh sendi-sendiku dalam sendiriku,tak jua hilang walau sesaat,rindu ini meronta dari kebisuannya melusup di antara laraku.
Rindu dan asa dalam mimpi tak berkesudahan.Sekarang,q hanya ingin terbaring di ladang hatimu, tergolek manja didalam pelukanmu dan tersenyum serta menangis di sudut bibirmu. Aku hanya ingin mencintaimu selamanya.... hanya itu


Sepenggal puisi yang menurutku berkesan cengeng dan membuat isi perutku berlomba-lomba untuk keluar.

“ ugh.... membosankan ....! “keluhku “ sok romantis deh !!! “

Sambil membuka kembali lembar selanjutnya

sedalam apakah cintaku ini, hingga kulunglai, sebesar apakah rindu ini hingga ku tak berdaya. Kau telah menggusung hatiku tak bersisa . aku takluk pda cintamu kekal dan kekal. Jejak rindu kini tak mau lepas dari hatimu yang tengah kungalungi. Titian hati yang telah kubangun menjadi jalamu. Aku tak mau lagi akan logika, aq hanya ingin mengheningkan cipta, menyatukan rasa, lalu kuraih dirimu dalam diam dan sunyi yang mematikan. Tawa getir yang pernah dari hati yang tidak pernah berdamai, selalu terjadi dan terjadi. Aku kangen...!

“aow... ! “ aku meringis ketika kurasakan luka itu tiba-tiba berdenyut lagi.

“ aduh.... ! sakit ...! “ aq terisak, surat itupun lalu kuletakan begitu saja di atas mejaku. Tak henti aku meringis kesakitan tapi tak ada yang perduli, aku terkurung sendiri dalam kamarku yang berukuran kecil, jauh dari sanak saudara.

“seandainya saja ....! “ anganku menerawang “ seandainya bintang ada di sampingku”

Kuamati kembali lembaran itu, lama....


Tak terasa mataku tak sabar ingin tertutup dan aq pun terbuai mimpi indah...



“ Bruuuk....!bruuk....! terdengar ketukan yang cukup keras di pintu kamarku,dan aku sempat khawatir akan kamarku yang sebentar lagi akan runtuh karena suar ketukan itua

“duh...sapa sih?” aku sedikit agak berteriak,dan dengan susah payah ku dekati pintu ukuran mini itu ,yang siapapun ingin masuk harus sedikit menunduk,maklum sewanya juga murah.Perlahan kubuka dan ku temukan kembali keanehan yang sama

“ oh my God,apaan sih ni…?”

Kuambil bunga beserta kertas yang tergeletak di sampingnya

“iseng nih orang?!”

Terhampar tanda Tanya besar di kepalaku

“ kemarin pot bunga dan surat,hari ini bunga pake surat juga”

Aku bergumam sendiri mencoba menurut kejadian aneh ini.tapi tak jua kutemukan jawabannya,tapi….entah kenapa yang menari –nari di anganku hanyalah si bintang yang tersenyum kearahku.ku alihkan pandangaku ke frame yang nangkring di meja belajarku yang tetap berukuran mini.Tampak di dalam frame itu seorang pria jangkung dengan rambut gondrong,lengkap dengan tas ransel super guede ,di sampingnya tampak pegunungan “ Bawakaraeng” yang berdiri kokoh dan anggun manantang langit.

“ bintang….! Kamu di mana?”

Aku berteriak memanggil namanya guna mengurangi beban rindu yang ada di hati.Kuamati gambarnya dan tak terasa butir-butir airmata menetes membasahi pipiku.Namun,tiba-tiba kuseka air mata itu dan akucoba menenangkan diri

“ tidak….tidak….!” aku tidak boleh nangis”

Kucoba sekuat hati menahan gempa di hatiku lalu kubaca kembali lembar surat itu.


Lagu-lagu cinta tak jua bisa mengobati rasa kangen ini.Hadirlah di setiap hembusan nafasku.Diantara batas alam bawah sadar selalu memanggil.Setiap detik kemudian mdnjadi sangat berat bagiku.


Surat itupun terhenti,aku terpikir oleh si pengirim surat ini,orang pasti mirip-mirip William Shakespeare abis gaya bahasanya mendayu dan mengiris hati,jauh benar sama sikapku yang meledak-ledak dan serba to do point.

“ Kasihan amat sih penyair misterius”

Kulipat surat itu dank u satukan dengan surat yang kemarin lalu ku letakkan dalam buku yang ada di meja belajarku. Bunga berkelopak berbentuk hati itu ( love) itupun telah ku tanam di pot yang ku temukan pada hari pertama dan kuletakkan di jendelaku yang berukuran sama dengan pintu kamarku,.hanya inilah satu kelebihan kamarku selama dua tahun kuliah,karena jendelannya yang sangat besar dan aku bisa duduk di jendela sambil menikmati cahaya matahari pagi yang dapat langsung menembus kamarku.


Pukul 07:30,aku pun bersiap-siap untuk ke kampus,sambil membawa buku di tanganku.Kulangkahkan kakiku menyusuri jalan kecil menuju kampus,tak henti bayang si bintang menari di pelupuk mataku,begitupun penggalan puisi-puisi kerinduan yang sudah dua hari ini ku terima.

Kampus masih lengang,anak-anak lain nampaknya masih tidur,maklum anak kuliahan,hobinya ngaret.Tapi beda dengan pak Darmadji,beliau sudah sibuk dengan sapu lidinya.Dan saat inilah,beliaulah yang sangat mengerti akan kegundahan hatiku di tinggal bintang,karena ia jgalah dulu aku dan si gondrong mahasiswa tekhnik berkenalan

“ Maaf non….! Lukanya sudah sembuh?”

Tersirat kehawatiran di wajahnya yang sudah di bayangi keriput ketuaan di kulitnya yang kecoklatan

“ Alhamdulillah,sudah baikan..!” jawabku dengan senyum

“ oo,syukurlah..!” jawabnya singkat sambil duduk di sampingku di sebuah bangku kayu di pelataran Gedung DH

“ gimana bintang?”

Aku tertunduk lalu menggeleng “ entahlah pak……!”

Aku pun beranjak pergi dan iapun melanjutkan aktivitasnya membersihkan halaman kampus.

Aku mengamati tubuh renta itu dari jauh,ia mengayuhkan sapu lidi yang ada di tangannya,tak Nampak kebosanan di wajahnya membersihkan hal yg sama setiap hari,sampah dan daun kering.


Suara pagi membangunkan ayam jantan berkokok dengan bangganya memamerkan suaranya yang merdu.Matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya di balik jendela kamarku.Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah rekahan bunga yang sangat indah……ia seakan-akan ingin menghiburku dengan rangkaian kelopak pinknya berbentuk hati.

“ wow….gergeous…!”

Aku segera bangkit dari temapt tidurku dan mendekati bunga itu.

“ siapapun yang memberikanmu padaku,orangnya pastilah sangat memahami jiwaku…”

Tak henti ku pandangi bunga itu dan kusadari kalau saat ini aku menunggu gedoran di pintu kamarku yang menandakan akan ada surat berikutnya,

dan akhirnya ,penantianku tak sia-sia

“ tok…tok…tok…..!”

Tumben suaranya tidak sekasar yang kemarin

“ iya….bentar….!” entah kenapa aku begitu senang dengan gedoran itu,tapi betapa kagetnya hatiku sekaligus memupuskan anganku, ternyata sosok lelaki tua berdiri di depan pintu.

“ekh..pak darmadji….!”

Pekikku di tengah-tengah kekagetanku

“ Maaf menganggu non…...!”

“ Akh,,,ga apa-apa kok pa….!”

“ ini…” sosok tua itu menyerahkan selembar kertas

“ Surat….? Dari siapa pak?”

“ Saya juga tidak tahu…”

Iapun lalu berlalu pergi,tak sabar kubuka surat itu,


“ Bacalah surat dan puisiku untuk rinduku,sampai aku merasakan keberadaanmu di sampingku dan biarkan aku mencumbui bayangmu yang jauh di sana,sampai di manakah rindu ini terantuk,sampai bibirku keluh,tak bersuarakah atau meneriakkan kata,
“ aku rindu…!”
Dengan suara lantang di padang tak berpohon,biar semesta mencatat,angina menyampaikan ke seluruh pelosok,hingga suaraku menjadi penggalang sejarah tak terganti,seperti kini aku tak mau lagi ada yang menggantikan dirimu di hatiku. Aku ingin kau selalu menjadi pengantin suci di malam-malamku,menjadi permaisuri singgasana hatiku.akan aku tulis segala tentang apa yang aku rasakan tentangmu,dan tentang rinduku.merangkai kata dan harapan atas namamu. Mengenang segala tentangmu sampai kau dating menuai rinduku dan rindumu dan kemudian meninabobokkan mimpi tentang kepergianmu.melahirkan tawa dan ceria kembali.
Berjarak denganmu menambah Tanya hati yang merintih.Ada rasa enggan untuk jauh darimu

Miss u

__ bintangMu __


“ Apa…..?”

Aku berlari-lari di iringi derai airmata,aku tak tahu mau kemana tapi yang pasti aku ingin bertemu dengannya.


Hari ini,tiga hari sudah sejak di temukannya Bintang dalam keadaan tak sadarkan diri di lereng gunung Bawakaraeng.Dia di temukan setelah beberapa hari hilang kontak dengan teman-temannya

Ku pandangi wajahnya di balik kaca kamar ICU,

“ Badannya kok kurusan? Kenapa dia belum sadar-sadar juga?”

Muncul berbagai pertanyaan dalam benakku

“ jangan-jangan aku tidak akan sempat mengucapkan terima kasih atas kiriman bunga dan puisinya”

Walaupun ia harus merepotkan teman-teman serta pak Darmadji yang dengan setia meletakkan hadiah-hadiah itu di depak kamarku.

“ bintang….!”

Aku bergumam sendiri

“ Ayo….buka matamu Bin…ayo…!”

Dari temannya kuketahui kalau dia terpisah karena mencari sebuah bunga indah yang dengan kelopaknya yang berbentuk hati dapat menyatukan cinta para pecinta ,dan selama di hutan ia tetap menulis puisi untukku dan sebuah pesan yang sangat memilukan

“ tolong,berikan surat ini untuk rinduku beserta bunga ini,tapi tolong rahasiakan darinya tentang keadaanku sekarang,Aku tidak mau dia sedih,itupun jika aku di temukan…”

“ Akh….bintangKu……!,ternyata kamu romantis juga,akan kujaga bunga itu untukmu,dan akan ku persembahkan di hari pertama kamu membuka matamu,aku janij bintang…!”


Zhulfa Langit Al-Makazzari

1 komentar: