“Awas……!” teriak seorang gadis kecil, ketika secara tiba-tiba tanah berguncang hebat,badan kecilnyapun ikut menari mengikuti goncangan itu,gemuruh sebuah benda besar beradu dengan besi-besi yang terbaring pasrah di jalan panjang itu memecah bisikan angin.suaranya begitu nyaring,tanpa pikir panjang segera ia lemparkan badannya ke belakang, menjauhi benda mirip ular besi raksasa itu.
Sebuah tamparan angin kencang segera melesat menghantam apa saja yang menghalanginya tak terkecuali badan kecilnya,roknya yang slutut dari bahan katun terangkat secara paksa.
Wuzz………………,Beberapa detik benda panjang itu merayap kencang di hadapannya.yah,hanya sekitar beberapa senti.orang-orang yang tidak terbiasa dengan pemandangan ini akan berteriak histeris dan panik hingga buru-buru menutup matanya.atau segera mengabadikan peristiwa itu lalu di posting di media internet dengan tagline “ saksi: lagi seorang anak tewas tergilas kereta”.Tapi ,tentu saja tidak bagi gadis kecil dan temannya itu, cakra.Inilah taman bermain mereka,syurga kecil mereka.
“ ups….!” Pekiknya,tiba-tiba teringat dengan temannya yang terlempar ke a rah sebaliknya.
“ Cakraaaaaaa!” gadis itu berteriak,tapi sia-sia ,mesin ular itu menelan suaranya mentah-mentah.Gadis itu hanya menatap kereta itu hampa.
Panjang dan lama,itulah kereta jalur Cikampek-Purwakarta-Bandung. Ular panjang itu di beri nama Kereta bougenville yang memang terkenal sebagai kereta yang terpanjang di Negara kami.kata nenekku kereta ini peninggalan jaman hindia-belanda dulu oleh perusahaan kereta api staats spoorwegen (SS),Kereta itu terbagi atas beberapa compartment,ada yang untuk kalangan eksekutif,dengan fasilitas yang serba mewah,yang tentu saja harus di bayar dengan harga yang cukup mahal juga,setidaknya harga yang mahal itu terbayar dengan fasilitasnya,impas. Lalu ada kelas ekonomi,nah ini khusus orang-orang dengan kantong yang tebalnya tidak sampai 5 cm,isi uang tapi yah,bukan dengan daftar utang atau kasbon di warung tegal.Kondisi kompartmennya pun sama dengantampang-tampang wajah penumpangnya,panas dan agak kusam di beberapa sisi.
“ Ranti….!”
“ apa…..??” akhirnya samar-samar terdengar suara memanggil gadis kecil itu, seiring ekor ular besi itu melewati mereka.
Setelah itupun mereka dapat saling melihat,terpisah oleh jejak kaki besi ular besar itu.Tanpa berkata merekapun tertawa terkikik.T ak ada ketakutan ketika maut mendekati mereka,karena bagi mereka ini hanya permainan,permainan yang sangat mengasikkan.
“Mana?” Tanya cakra saat mereka berkumpul lagi di tengah rel kereta api itu
“ Apa?” Tanya Ranti dengan mata di besarkan
“ yaaahhh….Ranti,pasti di ilangin buah mentengnya!” wajah cakra berubah jadi asam tapi Nampak manis dan lucu karna alis tebalnya itu tiba-tiba mengkerut
“Astaga!” tanpa berkata segera Ranti larikan pandangannya kea rah rel di bawah kakinya yang berdebu karena teringat sesuatu.lalu terpekik sedih
“ yah Cakra,mentengnya udah di makan ular besi itu!” ratapnya sambil menatap buah yang sudah tidak berbentuk lagi di sudut barisan besi panas itu
“heheheeh,gak apa-apa Ran,besok kita kesini lagi yah” ajaknya dengan senyum
Beberapa saat,
“ ia deh….!” Ranti kecilpun mengangguk dengan bibir di monyongkan beberapa senti.
Merekapun bergandengan tangan menyusuri rel-rel itu, dua pasang kaki itu berlari-lari kecil di atas kerikil-kerikil kecil di antara rel itu.Kaki-kaki kecil mereka melangkah dan beranjak pulang menuju rumah kediaman merekan masing-masing, di antar oleh jingga senja yang mulai menyapa bumi dengan bayang-bayang sang rembulan.
Bersambung............
to part II
to part III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar