Beberapa bulan kemudian
“ Cepat Cakra …….ambil buahnya..!”
“ Ia …ia…..!” seru cakra dengan perlahan-lahan mengambil setangkai buah menteng dengan sebuah tongkat panjang.Di ujung tongkat itu ada lingkaran yang terbungkus dengan jarring kecil.
“ ini….!” Seru Cakra ketika menyerahkan buah itu kepada ranti
Ranti segera menyimpan buah itu dalam kantong bajunya
“ kita mkan di rumah kamu aja yah Cakra,heheehe!” sambut Ranti sambil memamerkan giginya yang ompong .
“ iya,Ran!” katanya sambil tersenyum.
“ yuk cak,kita plang..”
“ yuk..!”
Gadis kecil itu segera berjongkok dan Cakrapun naik keatas punggung Ranti. Gadis itu lalu memejamkan kedua matanya dan mengambil nafas seakan-akan sedang mengumpulkan kekuatan dalam dirinya.Kekuatan untuk mengangkat beban Cakra di punggungya.
“hop…..!”
Rantipun sudah berdiri dengan cakra berada di punggungnya.Lagi,mereka berjalan di temani jingga senja dengan bayang rembulan di ujung langit.Tapi kali ini hanya sepasang kaki yang berjalan menjemput malam, Hanya sepasang kaki berdebu yang berjalan di atas kerikil-kerikil kecil rel kereta Bougenville.selamat datang malam.
Jalur kereta api rute ini tetap menjadi favorit mereka, aku,dan kamu serta ular besi raksasa itu, tempat itu, di bawah pohon menteng akan tetap menjadi tempat aku, kamu dan kereta api itu bertemu. Di atas rel kereta api itu,kamu, aku dan kereta api itu menjadi saksi akan keteguhan hatiku untuk menjadikan kakiku sebagai kaki Cakra,yang akan menemani dia sampai kapanpun.yang akan mengantarkan tubuh Cakra kemanapun ia mau.
Dan, aku, kamu dan kereta api itu tidak akan pernah mau kehilangan pemandangan alam yang indah dan hawa yang sejuk ini .di mana Jalur kereta api meliuk-liuk di antara perbukitan.panorama indah dengan deretan pepohonan,hamparan sawah yang berundak dan sungai yang akan memanjakan mata penumpang kereta.
Dan aku,kamu dan kereta api tetap akan menjadi kenangan hingga anak kita besar kelak.
-Zhulfa Langit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar