Rabu, 27 April 2011

taj,tragedi di balik tanda Cinta Sejati


Siapa pernah menyangka di balik keindahan dan kesucian cinta yang tercermin dari Taj Mahal, tersimpan keangkuhan hati manusia? Atau, pernahkah kita menduga ketulusan cinta Shah Jahan kepada Arjumand Banu, Mumtaz Mahal sang Penghias Istana, harus ternoda oleh sisi gelap nan menyakitkan?

Tatkala Taj Mahal selesai dibangun, kesultanan Mughal justru terkoyak dari dalam istana. Perseteruan dua anak Shah Jahan, Dara dan Aurangzeb, dalam memperebutkan Singgasana Merak Kesultanan makin memanas dan mencapai puncaknya ketika Aurangzeb melakukan pemberontakan. Aurangzeb lalu memenggal kepala Dara dan menunjukkannya di hadapan sang Ayah, Shah Jahan.

Maka berulanglah sebuah pengkhianatan terhadap hukum Timurid yang diciptakan leluhur mereka, Timur-i-leng: “Jangan sakiti saudaramu, meskipun mereka mungkin layak mendapatkannya.” Ini tak ubahnya sebuah karma akibat Shah Jahan membunuh saudaranya, Khusrav, demi mengamankan kekuasaannya.

Novel ini menyajikan kisah Taj Mahal dari sudut pandang berbeda; di mana cinta dan kesetiaan berbalut nafsu angkara akan takhta. Melanjutkan tradisi penggambaran indah John Shors dalam Taj Mahal: Kisah Cinta Abadi (Mizan, 2006), pembaca diajak menikmati eksotika India masa silam dengan segala kegemerlapannya.

Endors:

“Novel yang penuh gairah dan eksotis! Memesona hingga halaman terakhir.”

-The Guardian

“…salah satu kisah sejarah yang menawan.”

-India’s National Newspaper

“…sama menakjubkannya dengan bangunan Taj Mahal yang dideskripsikannya.”

-Sunday Observer

“Novel yang sangat memukau…”

-Asia Magazine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar