Rabu, 27 April 2011

Negeri Sukun


Negeri Sukun merupakan negeri yang unik. Negeri Sukun adalah negeri dengan ribuan sukun. Bila tidak sukun pun, rupanya adalah ‘dhammatain’. Sehingga setiap kali disebut, yang terdengar di akhir nama penduduknya adalah -un. Semua rata, tidak ada yang tidak sama. Kiai Badrun, Jarun, Muslimun, Hindun, Manun, Lailatun, Qomariyatun, Makmun. Semua -un. Tidak ada, atau lebih tepatnya, tidak boleh ada nama selain memakai akhiran -un. Ini adalah amar dari leluhur, katanya. Tidak boleh dilanggar meski tidak pernah jelas siapa yang memulai adat ini. Bahkan, Kiai Badrun sekali pun tidak pernah tahu sebenar-benar asal muasal warisan adat ini.
Orang-orang pun percaya bahwa nama Negeri Sukun diambil karena nenek moyangnya selalu ingin hidup tenang dan rukun. Sakinah, intinya. Karena memang dua kata itu, sukun dan sakinah, punya akar makna yang sama. Maka, segala pertikaian, selisih pendapat, atau apapun harus di-sukun-kan, dihentikan. Berhenti pada satu titik, kadang berpanjangan dan konstan. Harakat-nya teratur, tidak sembarang bunyi atau mengetuk.

Buku ini berisi Tausyiah yang Insya Allah akan memberi banyak hikmah pada pembaca. Ahmad Fuady menuliskannya dengan bahasa yang runtut dan kita akan terus mengikutinya sejak awal hingga akhir buku ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar